OREG WARTEG JAKARTA
Oreg adalah makanan tambahan khas warteg yang senantiasa menghiasi jajaran dari berbagai lauk yang ada di etalase sebuah warteg di berbagai tempat di Jakarta.
Oreg, hanyalah oreg. Dan tidak ada yang istimewa dari makanan jenis ini. Makanan ini banyak dijumpai di berbagai warung makan di Jakarta, baik Warteg atau Masakan khas Sundapun juga ada. Namun untuk oreg yang dari Masakan khas Sunda biasanya lebih lembut dan empuk. Mungkin cara pembuatannya atau penyajiannya yang berbeda. Namun makanan khas manapun yang namanya oreg itu sangatlah enak.
Berbagai macam masakan khas daerah memang banyak di Jakarta dan juga kota kota besar di Indonesia. Apalagi namanya warteg sangatlah beragam jenis dari makanannya.
Cerita khusus yang mungkin tidak ada kaitannya dengan rasa dan jenis oreg tersebut. Namun sangat penting anda ketahui hal ini, apalagi kalau anda menjadi seorang pemimpin maupun seorang boss. Ini semua aku tulis di blog ini hanya untuk memperingatkan kita semua agar jangan sampai kesombongan dan keangkuhan sebagai seorang pimpinan atau boss itu bersemayam di hati kita masing-masing.
Tersebutlah seorang pemuda bernama Mas Bambang yang bekerja di sebuah perusahaan Biro Perjalanan Wisata yang bergerak di bidang Umrah. Perusahaan tersebut berlokasi di Jakarta Timur. Mas Bambang tidak tahu kapan travel umrah itu berdiri, yang jelas kata salah seorang sahabatnya yaitu Bapak Agung Djatmiko pimpinannya itu baru tahun kedua menjadi seorang boss.
Sebut saja nama bossnya itu adalah bernama Raymond Makadam (RM). RM adalah seorang boss muda kelahiran tahun 1985 di sebuah kota di Jawa Tengah. Beliau adalah alumnus Pondok Pesantren ternama di tanah Air yang berlokasi di Jawa Timur. Ketika menjadi lulusan terbaikpun, sang ustad ini melanjutkan pendidikannya ke Sebuah Kampus terkenal di dunia dan berada di Kota Piramyde. Namun penulis tidak tahu, beliau itu lulus dan menyandang gelar apa.
Pada suatu waktu sang boss yang tidak lain adalah RM menyuruh staffnya yaitu mas Bambang untuk mengambil jatah catering untuk makan siang ke rumah sang boss..
Sebelum berangkat Mas Bambang dipesan oleh sang boss baru yang lumayan sekali rasa sombong dan angkuhnya...
RM : Mas, ambil makan siang ke rumah ya
MB : Iya mas....
Sambil ngeloyor pergi si Mas Bambang ini pergi menuju rumah sang boss untuk mengambil jatah makan siang buat teman-teman di kantor. Ga berapa jauh dipanggil lagi oleh sang boss.
RM : oiya mas, sepertinya masakannya kurang lauknya mas, mas beli oreg ya di warteg 5000 saja. Jangan lupa ...
MB : oke mas....saya jalan dulu yaa
RM : sip....ati ati di jalan...
MB : ya mas....
Langsung saja mas Bambang menuju rumah sang boss. Seperti bisanya kalau makanan belum siap Mas Bambang pergi dulu ke masjid terdekat untuk melaksanakan Sholat Dhuhur.
MB : Mbak, saya ke mesjid dulu yaa...
TM : iya mas...kata si mbak Tukang masak (TM)
Selanjutnya si mas Bambang menuju Masjid terdekat, untuk melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah seperti biasanya. Setelah mengambil air wudhu mas Bambang melaksanakan Sholat Tahiyyatul Masjid dilanjutkan Sholat Qabliyah Dhuhur. Kalau waktunya cukup biasanya juga melaksanakan Sholat Sunnah Syukul Wudhu.
Ketika Iqamah sudah dikumandangkan, Jamaah mesjidpun mulai membentuk shaff yang lurus untuk melaksanakan Sholat Dhuhur berjamaah. Namun mas Bambang lupa mematikan telepon genggamnya. Si Boss RM pun menelpon, mas bambangpun minggir ke samping menerima telpon dengan nada pelan.
Namun apa yang disampaikan oleh sang Boss.
RM : Mas...lagi dimana?
MB : Lagi di Masjid mas, mau Jamaah Dhuhur
RM : Kalau saya bilang beli oreg ya oreg jangan yang lainnya. Balik sekarang juga.
Mas Bambang cuma bisa istighfar, beberapa jamaah memandang mas Bambang dengan nada yang aneh. Masa mendengar suara Iqamah yang sangat jelas, kok malah bisa-bisanya menyuruh balik. Bali ke mana.????
Astaghfirullaahaladziim ....
Astaghfirullaahaladziim ....
Astaghfirullaahaladziim ....
Mas Mambangpun pergi meninggalkan Masjid itu walaupun Sholat berjamaah akan dimulai, karena sang boss menelpon dengan nada seperti orang gila.
Mas Bambangpun, pergi sambil merenung, si boss dulu kuliah di luar negeri bayarnya pakai apa yaah...kok bisa-bisanya panggilan Allah disuruh meninggalkan, padahal jelas-jelas Iqamah sudah dikumandangkan.
Sesampai di rumah sang boss, si mbak Tukang Masak (TM) pun menanyakan, kok cepat mas Sholatnya? mas Bambangpun menyampaikan apa adanya, kalau si boss menelpon dan menyuruhnya balik.
Astaghfirullaahaladziim ....
Astaghfirullaahaladziim ....
Astaghfirullaahaladziim ....
Sang Tukang Masak (TM) pun geleng-geleng kepala. Kok bisa yaa si boss begitu, padahal beliau itu lulusan dari Timur Tengah.
===========
Pesan dari isi blog ini adalah :
Kalau kita sebagai pimpinan sebaiknya lebih banyak memikir daripada bicara. Jangan mentang-mentang jadi boss, seenaknya menyuruh karyawannya serta tidak menghiraukan panggilan Tuhannya.
Jangan ditiru...sekali lagi..Jangan ditiru....
Wassalam
Wallahu a'lam bish shawwab